Koloid adalah suatu bentuk
campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Larutan memiliki sifat
homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan
koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen,
dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen.
Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu
mikrometer (µm).
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu
"larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh.
Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan
dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran
ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata
masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air.
Campuran seperti inilah yang disebut koloid.
JENIS KOLOID
Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid
dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Sol (fase terdispersi padat)
2. Emulsi (fase terdispersi cair)
3. Buih (fase terdispersi gas)
Susu termasuk emulsi cair karena zat fase cair
terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat
pendispersi (medium) berfase cair.
Susu termasuk koloid karena secara makroskopis
bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra, dapat
disaring dengan penyaring ultra. Susu memiliki komposisi yang berkisar pada
87,7% air, 4,9% laktosa (karbohidrat), 3,4% lemak, 3,3% protein, dan 0,7%
mineral. Keberadaan campuran partikel laktosa, lemak dan protein yang
terdispersi secara merata dalam air ini akan menyebabkan kelakuan sifat materi
yang tergolong sebagai koloid.
Ukuran partikel tersebut berkisar antara 5-200
nanometer. Secara fisik apabila disorot dengan suatu sinar maka akan terjadi
reflektansi dan pantulan karena keberadaan partikel-partikel koloid ini. Sifat
susu bersesuaian dengan sifat-sifat koloid, seperti memberikan gejala efek
tyndall ketika disinari, dapat menggumpal (bila telah basi/ berubah jadi asam).
Efek Tyndall Pada Susu
Cara yang paling mudah untuk membedakan suatu
campuran merupakan larutan, koloid, atau suspensi adalah menggunakan sifat efek
Tyndall . Jika seberkas cahaya dilewatkan melalui suatu sistem koloid, maka
berkas cahaya tersebut kelihatan dengan jelas. Hal itu disebabkan penghamburan
cahaya oleh partikel-partikel koloid. Gejala seperti itulah yang disebut efek
Tyndall koloid. Hal ini terjadi pada susu karena susu akan menghamburkan cahaya
bila disinari.
Istilah efek Tyndall Tyndall berhasil menerangkan
bahwa langit berwarna biru disebabkan karena penghamburan cahaya pada daerah
panjang gelombang biru oleh partikel-partikel oksigen dan nitrogen di udara.
Berbeda jika berkas cahaya dilewatkan melalui larutan, nyatanya berkas cahaya
seluruhnya dilewatkan. Akan tetapi, jika berkas cahaya tersebut dilewatkan
melalui suspensi, maka berkas cahaya tersebut seluruhnya tertahan dalam
suspensi tersebut.
Koloid Pelindung
Untuk sistem koloid yang kurang stabil, perlu
kita tambahkan suatu koloid yang dapat melindungi koloid tersebut agar tidak
terkoagulasi. Koloid pelindung ini akan membungkus atau membentuk lapisan di
sekeliling partikel koloid yang dilindungi. Koloid pelindung ini sering digunakan
pada sistem koloid tinta, cat, es krim, dan sebagainya; agar partikel-partikel
koloidnya tidak menggumpal. Koloid pelindung yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi disebut emulgator (zat pengemulsi). Contohnya, susu yang merupakan
emulsi lemak dalam air, emulgatornya adalah kasein (suatu protein yang
dikandung air susu). Sabun dan detergen juga termasuk koloid pehindung dari
emulsi antara minyak dengan air.
0 komentar:
Posting Komentar